CHEMINFO
Chem In Myth
BATU BERTUAH: APAKAH BENAR-BENAR ADA?
|
Batu
bertuah atau philosopher’s stone atau sorcerer’s stone adalah
benda dalam mitologi yang dipopulerkan kembali di seluruh dunia oleh novel
pertama Harry Potter, “Harry Potter dan Batu Bertuah”. Dalam novel tersebut
diceritakan bahwa batu bertuah dapat memberi pemakainya kehidupan yang abadi.
Jauh sebelum kemunculan cerita Harry Potter, sebenarnya sudah lama berkembang
mitos tentang batu bertuah. Batu bertuah adalah senyawa alkimia legendaris
yang dipercaya dapat memberikan kehidupan abadi dan menghidupkan kembali orang
mati. Mitos lain mengatakan batu bertuah dapat mengubah logam biasa (contohnya
besi dan timbal) menjadi emas atau perak. Batu bertuah juga diduga dapat
berfungsi sebagai pelarut untuk seluruh elemen yang ada di alam semesta.
Selama berabad-abad, batu
bertuah dicari-cari oleh ahli alkimia maupun pakar ilmu pengetahuan di seluruh
dunia. Bahkan, Sir Isaac Newton yang merupakan salah satu ilmuwan terpenting
dalam sejarah umat manusia juga dikabarkan ikut dalam perburuan batu bertuah.
Namun, sampai sekarang belum ada satu pun publikasi ilmiah/non-ilmiah yang
mengklaim telah menemukan atau menemukan-kembali senyawa tersebut. Ada banyak
versi yang berkembang mengenai batu bertuah, namun tidak ada satu pun yang
dapat dibuktikan secara ilmiah. Bahkan, salah satu versi menyebutkan bahwa
salah satu tahap dalam pembuatan batu bertuah yaitu dengan merendam besi/timah
dalam kotoran kuda atau air seni manusia. Hal ini tentunya terdengar
menggelikan bagi kita yang hidup di zaman modern, namun dianggap mungkin oleh
orang-orang yang hidup pada zaman itu.
Sebelum
kemunculan kimia modern, filosofi yang diterima pada zaman itu adalah alkimia.
Praktek alkimia sendiri sangat terkait dengan mitologi, sihir, agama, dan
spiritualitas. Ahli alkimia menganggap senyawa kimia sebagai suatu benda hidup
dan memiliki jiwa. Banyak ahli alkimia atau alkemis adalah filsuf. Beberapa
alkemis yang terkenal antara lain adalah Nicolas Flamel yang sering muncul di
dalam cerita fiksi dan novel, serta seorang alkemis modern yang misterius
bernama Fulcanelli.
Akan tetapi sejak Zaman
Renaisans, atau lebih tepatnya sejak Revolusi Industri, alkimia beralih ke ilmu
kimia modern yang memiliki bukti-bukti otentik berdasarkan struktur dan
komposisi atom. Kata alkimia menjadi tabu di kalangan ilmuwan dan dipandang
sebagai ilmu sihir. Batu bertuah pun dianggap hanya mitos atau rumor karena
keberadaannya tidak dapat dibuktikan. Kegunaan batu bertuah, seperti dapat
memberikan kehidupan abadi, atau dapat mengubah logam biasa menjadi emas, semakin
terdengar tidak masuk akal. Menurut
ilmu kimia dan fisika modern, perubahan identitas suatu materi hanya dapat
terjadi jika disertai dengan perubahan pada inti atomnya. Contohnya, uranium
dapat mengalami reaksi fisi menjadi neptunium, kemudian menjadi plutonium.
Pada proses tersebut, terjadi perubahan jumlah proton di inti atom. Sementara
itu, mitos menyebutkan bahwa batu bertuah dapat mengubah logam seperti
besi
menjadi emas. Faktanya, besi memiliki inti yang paling stabil dibandingkan
dengan unsur-unsur lainnya. Sedangkan, reaksi inti adalah perubahan unsur yang tidak
stabil menjadi unsur yang lebih stabil. Maka dari itu, besi tidak mungkin
mengalami reaksi inti. Jika memungkinkan pun, maka proses perubahan besi
menjadi emas akan memerlukan energi yang sangat besar dan harus dilakukan
dalam reaktor nuklir. Jika prosesnya terjadi di alam bebas, maka akan terjadi
ledakan di mana-mana. Bayangkan kerusakan yang terjadi pada bumi jika hal
tersebut benar-benar terjadi.
Menurut
ilmu biologi pun, semua makhluk hidup termasuk manusia pasti akan mengalami
penuaan, dan akhirnya kematian. Dalam sejarah tidak pernah dicatat ada manusia
yang hidup abadi hingga saat ini. Walaupun demikian, dasar biologis penuaan
masih belum diketahui secara pasti. Salah satu teori menyebutkan bahwa penuaan
terjadi karena adanya kerusakan intrinsik pada DNA. Hal itu akan mengakibatkan
sel berhenti membelah atau menginduksi apoptosis (program kematian sel),
sehingga mencegah terjadinya proses regenerasi sel. Selain teori ini, masih
ada berbagai teori lain yang mencoba menjelaskan penyebab penuaan dan kematian.
Banyaknya teori tentang penuaan semakin menguatkan keyakinan bahwa kematian
tidak dapat dihindari.
Pemahaman
atas ilmu-ilmu modern menyadarkan kita bahwa batu bertuah hanyalah impian para
alkemis semata. Walaupun demikian, seorang yang berilmu harus siap menerima
fakta jika di masa depan ada yang mengklaim menemukan batu bertuah. Mungkin
“batu bertuah” tersebut adalah suatu senyawa yang dapat memperlambat penuaan
secara efektif. Atau “batu bertuah” di masa depan adalah reaktor yang dapat
mengubah logam biasa menjadi emas. Tidak ada yang tidak mungkin dalam ilmu
pengetahuan.
“It
is difficult to say what is impossible, for the dream of yesterday is the hope
of today and the reality of tomorrow.” – Robert H. Goddard
Referensi:
Barbara
Obrist . Visualization in Medieval Alchemy. HYLE – International Journal for
Philosophy of Chemistry, Vol. 9 (2003), No. 2, 131-170
Ambix,
Journal of the Society for the History of Alchemy and Chemistry, Vol. 60 (2013)
Annonymous.
Book of Aquarius.
Komentar