PENGENALAN ALAT LABORATORIUM DAN TEKNIK LABORATORIUM
PENGENALAN
ALAT LABORATORIUM DAN TEKNIK LABORATORIUM
Oleh
Biro Penerbitan Himaki
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam mempelajari ilmu kimia yang
bersifat eksperimental diperlukan adanya kegiatan percobaan. Percobaan
merupakan salah satu langkah penting dalam pengembangan ilmu kimia. Oleh karena
itu, perkuliahan kimia harus disertai dengan pekerjaan di laboratorium.
Kegiatan percobaan di laboratorium disebut praktikum. Di laboratoriu tersedia
banyak alat-alat untuk menunjang suatu percobaan. Dalam setiap percobaan
alat-alat yang digunakan disesuaikan dengan tujuan percobaan. Oleh karena itu,
pengenalan alat-alat laboratorium sangatlah diperlukan. Pengenalan alat
laboratorium ini berupa mengetahui nama, fungsi, dan cara kerja dari suatu
alata laboratorium. Hal ini dilakukan supaya praktikum dapat berjalan dengan
lancar, baik, dan benar. Selain itu, kita juga harus berhati-hati serta penuh
ketelitian dalam menggunakan alat-alat laboratorium, karena sebagian alat-alat
laboratorium tersebut terbuat dari kaca,porselin, dan sejenisnya yang bersifat
mudah pecah (Achmad, 1993).
Pekerjaan dalam laboratorium
biasanya menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat
perlu untuk diketahui supaya suatu pekerjaan dalam laboartorium atau yang
sering kita kenal dengan percobaan dapat berjalan dengan baik. Keadaan
laboratorium yang aman dapat diciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,
pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi
diri. Perlu adanya kesadaran bahwa terjadinya kecelakaan memberikan efek buruk
bagi diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, biasanya
orang yang bekerja di laboratorium, hendaknya memiliki pengetahuan yang baik
tentang alat-alat laboratorium. Karena tanpa pengetahuan tentu kegiatan
percobaan yang dilakukan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal, bahkan
dapat merusak alat ataupun membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Oleh
karena itu, sebelum melakukan kegiatan di laboratorium sebaiknya mempelajari
fungsi maupun cara kerja berbagai alat yang terdapat di laboratorium.
Pada dasarnya alat-alat yang
digunakan dalam laboratorium memiliki nama yang berfungsi untuk menunjukkan
kegunaan alat, prinsip kerja, atau proses yang berlangsung ketika alat tersebut
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan nama alat
tersebut. Penamaan alat-alat yang digunakan untuk mengukur biasanya diberi nama
dengan diakhiri kata “meter”, seperti thermometer, hygrometer, dan
spektrofotometer. Sedangkan alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi
berupa tulisan biasanya diberi tambahan “graph” sebagai akhirannya, seperti
barograph dan thermograph. Dalam suatu laboartorium kimia, biasanya banyak
terdapat alat-alat eksperimen yang dapat memberikan pengalaman agi setiap praktikan. Alat-alat yang biasa
kita gunakan diantaranya adalah alat ukur, seperti neraca, termometer,
multimeter, dll. Selain alat ukur di laboratorium juga terdapat alatalat khusus
seperti gelas beaker, tabung reaksi, statif, rak tabung reaksi, erlenmeyer,
cawan, dll. Alat-alat tersebut biasanya terbuat dari bahan gelas, plastik,
porselen, logam, kayu, dan karet. Di samping itu, di laboratorium biasanya juga
terdaat bahan-bahan eksperimen
(Indrawati,1998).
Sebelum melakukan praktikum,
terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang
digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah
kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium
dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk
bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu
bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih.
Alat kaca seperti gelas piala atau Erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan
sabun atau deterjen sintetik. Pipet buret dan labu volumetric mungkin
memerlukan larutan deterjen panas untuk bias bersih dengan benar.
Ketetapan hasil analisa kimia sangat
tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan yang dipergunakan, disamping
pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa yang sedang dikerjakan serta
kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja,
selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena
bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna
bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang
banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya
pekerjaan analisa kimia.
Terdapat dua
kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:
Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret,
labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif)
terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Penggunaan alat-alat gelas
tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan
dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Setelah peralatan laboratorium digunakan
cuci bersih dan sterilkan peralatan tersebut karena analisis tidak boleh
dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki
sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik
dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau
pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih
dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca
belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih
yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara
keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian
dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Day,
1998).
Berikut ini merupakan beberapa
teknik dasar yang diperlukan dalam bekerja di laboratorium:
1. Cara
memanaskan cairan
Harus
memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat
peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih
kedalam gelas kimia.
2. Penambahan
cairan dalam tabung reaksi
Jangan
sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri
maupun orang lain. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
tabung. Posisi tabung ketika dipanaskan agak miring, aduk dan sesekali kocok.
3. Pemanasan
cairan dalam gelas kimia dan labu erlenmeyer
Bagian bawah
dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyang-goyangkan perlahan
sesekali diangkat bila mendidih.
4. Cara membaca
volume pada gelas ukur
Masukkan
cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang
diinginkan.
5. Cara
menghirup bau zat
Jangan
pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung, gunakan tangan dengan
mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
6. Cara
menggunakan neraca analitis
a.
Nolkan terlebih dahulu neraca
tersebut.
b.
Letakkan zat yang akan ditimbang
pada bagian timbangan.
c.
Baca nilai yang tertera pada layar
monitor neraca.
d.
Setelah digunakan, nolkan kembali
neraca tersebut
(Sumardjo,
2010).
Sebelum
melakukan percobaan di laboratorium sebaiknya mahasiwa sudah mengetahui
teknik laboratorium yang dilibatkan.
Terutama teknik eksperimen yang khusus dikembangkan untuk menangani volume dan
kuantitas yang lebih kecil. Apabila menggunakan teknik kerja ini akan diperoleh
beberapa keuntungan seperti:
1.
Pengurangan konsumsi zat-zat
sehingga diperoleh cukup penghematan dalam anggaran laboratorium.
2.
Kecepatan analisis yang lebih tinggi
karena bekerja dengan kuantitas bahan-bahan yang lebih kecil dan penghematan
waktu dalam melakukan pelbagai operasi standar seperti penyaringan, pencucian,
penguapan, penjenuhan, dll.
3.
Ketajaman pemisahan yang meningkat.
4.
Penghematan ruangan baik.
Komentar